RSS
Facebook
Twitter

March 23, 2012

Antara Akuntan dan Stakeholder


 

Profesi Akuntan menjadi profesi vital di dunia ini. betapa tidak, bayangkan saja bila di dunia ini tak ada seorang akuntan? Entah bagaimana nasib perekonomian dunia ini. tak ada yang mencatat, tak ada yang melaporkan, dan tak ada yang memeriksa keuangan. Pemerintah pun mengeluarkan undang-undang untuk mewajibkan dilakukannya pembukuan. Bahkan, kegiatan akuntansi (pencatatan/pembukuan) ini merupakan sebuah perintah yang telah Allah tuliskan dalam alqur’an, tepatnya dalam Q.S Al-baqarah : 282. 

Ada banyak profesi dalam bidang akuntansi, seperti akuntan publik, akuntan manajemen / akuntan intern, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Masing-masing profesi, memiliki ruang lingkup berbeda dan memiliki tanggung jawab berbeda. Namun, kesemuanya tak lepas dari urusan laporan keuangan. Dimana, ada banyak stakeholder (pihak yang berkepentingan) atas laporan keuangan tersebut. Dari mulai investor, kreditur, pemerintah, pihak manajemen perusahaan, kantor pajak, bahkan masyarakat pun menjadi stakeholder atas laporan keuangan. Masing-masing stakeholder tersebut, tentunya mempunyai kepentingan masing-masing. 

Belakangan ini profesi akuntan menjadi sorotan, terutama setelah munculnya skandal korporasi di Amerika yang bermuara pada kasus Enron Corporation dan runtuhnya kantor akuntan publik nomor satu dunia Arthur Anderson. Berikut 10 Skandal Akuntansi terbesar di Dunia : 

1. Bank of Credit and Commerce International (BCCI) 
Salah satu skandal terbesar dalam sejarah keuangan dengan kecurangan $20 milyar lebih. Lebih dari $13 milyar dana unaccounted. Tuduhan lainnya termasuk penyuapan, mendukung terorisme, money laundering, penyeludupan, penjualan teknologi nuklir, dan lain-lain. 

2. Enron Corporation 
Menyembunyikan hutang dan mendongkrak laba lebih dari $1 milyar, menyogok pejabat asing untuk memenangkan kontrak di luar Amerika. 

3. WorldCom 
Cash flow didongkrak $3,8 milyar dengan mencatat operating expenses dengan capital expenses. 

4. Tyco International 
CEO (Dennis Kozlowski) dan mantan CFO (Mark H. Swartz) dituduh melakukan pencurian sebesar $600 juta dari perusahaan pada tahun 2002. 

5. Kanebo Limited Melambungkan keuntungan sebesar $2 milyar lebih dari 5 tahun periode 

6. Waste Management, Inc 
Laba yang meningkat sebesar $17 milyar dengan menambah masa manfaat penyusutan untuk aset tetap pada tahun 2002. 

7. Parmalat 
Total hutang perusahaan lebih dari dua kali lipat yang tercatat di neraca. Pemalsuan dan kebangkrutan adalah tuduhan lainnya. 

8. Health South Corporation 
Pendapatan perusahaan overstated sebanyak 4700 persen dan $14 milyar dilambungkan untuk memenuhi harapan investor. 

9. American International Group (AIG) 
Perusahaan mempertahankan perjanjian payoff menguntungkan. Melakukan kecurangan permohonan penawaran untuk kontrak asuransi dan melambungkan posisi keuangan sebesar $2,7 Milyar pada tahun 2005 

10. Satyam Computer Services 
Melambungkan nilai piutang (overstated debtors) sebesar $100 milyar dan mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated liability) sebesar $250 milyar yang dilakukan untuk kepentingan Ramalinga Raju (pendiri dan pemimpin Satyam Computer Services) 

Pemerintah Amerika merespons ini dengan menerbitkan Public Company Accounting Reform and Investor Protection atau dikenal dengan nama Saarbones Oxley Act 2002. Di Indonesia situasi ini direspon dengan berbagai upaya untuk meningkatkan integritas dan martabat akuntan publik, antara lain dengan peningkatan pelaksanaan kode etik, pendidikan berkelanjutan, peer review dan pengawasan pemerintah melalui Departemen keuangan. Dan saat ini, telah terbit UU tentang akuntan publik yaitu UU No.5 Tahun 2011. 

Tanggung jawab seorang akuntan, terletak pada kewajaran angka-angka yang dimunculkan pada laporan keuangan. angka nominal yang tercantum dalam laporan keuangan menjadi penentu keputusan manajemen, menjadi penentu seorang kreditur dalam memberikan pinjaman, dan penentu opini eksternal auditor. Adapun untuk akuntan publik (eksternal auditor), tanggung jawabnya terletak pada opini yang dikeluarkan. Opini seorang auditor mempunyai pengaruh yang sangat besar. Laporan keuangan audited, bisa mendapatkan akses ke pasar modal. Maka, apa jadinya jika seorang akuntan memanipulasi laporan keuangan? atau mengeluarkan opini yang tidak tepat? Stakeholder-lah yang menjadi korban kebohongan seorang akuntan tersebut. Seorang investor yang tertipu dengan jumlah laba yang besar atau jumlah utang yang kecil pada laporan keuangan, akan dirugikan dengan dana investasi yang tak akan kembali. Atau, pihak bagian pajak yang tertipu dengan manipulasi laba yang mengakibatkan pembayaran pajak yang rendah, hal ini merugikan keuangan Negara. Ada banyak hal buruk yang akan terjadi dan berefek domino, akibat ketidakjujuran seorang akuntan.
Akuntan dan stakeholder, sejatinya saling membutuhkan satu sama lain. Maka, tak salah jika para stakeholder berdendang : “ jangan ada dusta diantara kita….”. Walau sebagian orang mengatakan bahwa kejujuran itu harganya mahal, lalu mengapa harus memberikan harga murah untuk sebuah kebohongan?.

0 comment:

Post a Comment