RSS
Facebook
Twitter

August 27, 2014

Kemarin malam (24/04/2014), saya mengikuti kajian rutin yang ada di Masjid Abu Dzar Al-Ghifari Kota Malang. Pada waktu itu pematerinya ialah Ustad Azhar Reza, salah satu ustad yang sudah tidak asing lagi di Kota Malang. Beliau membahas beberapa hal, diantaranya ialah 6 penyesalan orang-orang yang sudah mati dan mereka masuk neraka menurut Al Qur’an. 

1. Orang itu ingin beramal saleh
Orang yang sudah mati dan masuk neraka akan menyesal kenapa dulu mereka tidak beramal saleh, coba kalau beramal saleh, pasti mereka tidak akan dipanggang di neraka. Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Faathir Ayat ke 37, “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan." Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”

2. Orang itu ingin mengikuti Rasul
Orang yang sudah mati dan tinggal di neraka akan menyesal karena semasa hidupnya tidak mengikuti Rasul, terutama sunnah-sunnah beliau. Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Ibrahim Ayat ke 44, “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?”

3. Orang itu ingin menjadi orang yang beriman
Orang yang sudah mati dan hidup di neraka akan menysal kenapa dulu tidak menjadi orang yang beriman. Andaikan mereka beriman, pasti hasilnya beda. Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Asy Syu'araa' Ayat ke 102, “maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman.”

4. Orang itu ingin berbuat baik
Menjadi orang baik merupakan sebuah kaharusan kalau kita ingin bertemu dan bersendau gurau dengan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di surgaNya Allah SWT. Jika tidak, maka tempatnya ialah di neraka. Orang-orang yang sudah mati dan masuk neraka merasa menyesal karena semasa hidupnya tidak digunakan untuk berbuat baik. Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Az Zumar Ayat ke 58, “Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'”

5. Orang itu tidak ingin mendustakan ayat-ayat Allah SWT
Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT berarti mereka orang kafir. Orang-orang seperti ini akan menyesal ketika sudah dipanggang di neraka. Mereka menyesal kenapa dulu semasa hidup tidak mau mengamalkan ayat-ayat aAllah SWT, malahan mendustakannya. Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Al An'aam Ayat ke 27, “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”

6. Orang itu tidak ingin menjadi orang yang zalim
Dalil tentang hal ini ialah Al Qur’an Surat Asy Syuura Ayat ke 44, “Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang pemimpinpun sesudah itu. Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?"

Teman-teman semuanya, salah satu makanan hati yang mengandung banyak vitamin dan protein ialah mengikuti kajian islam. Alhamdulillah di Kota Malang banyak sekali kajian seperti itu yang diadakan hampir setiap hari, terutama bakda maghrib dan subuh. Masjid-masjid yang sering melakukan hal itu diantaranya ialah Masjid Al Ghifari, Masjid Utsman bin Affan, Masjid An Nuur Jagalan, dll.

Sebagai penutup, ada kisah menarik orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu dalam menyelesaikan sebuah masalah. 

Dari Abu Said Al Khudri RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Pada jaman dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian orang tersebut mencari orang alim yang banyak ilmunya. Lalu ditunjukkan kepada seorang rahib dan ia pun langsung mendatanginya. Kepada rahib tersebut ia berterus-terang bahwasanya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan apakah taubatnya itu akan diterima? Ternyata rahib itu menjawab, 'Tidak. Taubatmu tidak akan diterima.' Akhirnya laki-laki itu langsung membunuh sang rahib hingga genaplah kini seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya. Lalu ditunjukkan kepadanya seorang alim yang mempunyai ilmu yang banyak. Kepada orang alim tersebut, laki-laki itu berkata, 'Saya telah membunuh seratus orang dan apakah taubat saya akan diterima?' Orang alim itu menjawab, 'Ya. Tidak ada penghalang antara taubatmu dan dirimu. Pergilah ke daerah ini dan itu, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setelah itu, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu termasuk lingkungan yang buruk.' Maka berangkatlah laki-laki itu ke daerah yang telah ditunjukkan tersebut. Di tengah perjalanan menuju ke sana, laki-laki itu meninggal dunia. Lalu malaikat rahmat dan malaikat adzab saling berbantahan. Malaikat rahmat berkata, 'Orang laki-laki ini telah berniat pergi ke suatu wilayah untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah dengan sepenuh hati.' Malaikat adzab membantah, 'Tetapi, bukankah ia belum berbuat baik sama sekali.' Akhirnya datanglah seorang malaikat yang berwujud manusia menemui kedua malaikat yang sedang berbantahan itu. Maka keduanya meminta keputusan kepada malaikat yang berwujud manusia dengan cara yang terbaik. Orang tersebut berkata, 'Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang meninggal dunia ini dari tempat berangkatnya hingga ke tempat tujuannya. Mana yang terdekat, maka itulah keputusannya.' Ternyata dari hasil pengukuran mereka itu terbukti bahwa orang laki-laki itu meninggal dunia lebih dekat ke tempat tujuannya. Dengan demikian orang tersebut berada dalam genggaman malaikat rahmat." Qatadah berkata, "Al Hasan berkata, 'Seseorang telah berkata kepada kami bahwasanya laki-laki itu meninggal dunia dalam kondisi jatuh terlungkup." {Muslim 8/803-804}

Penulis : Rudiasa, S.E

2 comments: