RSS
Facebook
Twitter

December 28, 2012

Aku selalu berusaha bersyukur kepada Allah SWT karena sering diberi kenikmatan. Entah itu kenikmatan iman, islam, sehat, rezeki, dll. Aku juga bersyukur kepada Beliau karena masih diberikan kesempatan untuk merubah ide yang ada dikepalaku menjadi seni tulis yang bisa dibaca oleh orang lain. Ketika SMA dulu, ada 1 ilmu yang paling aku sukai. Ilmu itu bernama Akuntansi.

Hari berganti hari, Bulan berganti bulan, dan sang waktupun terus berjalan. Tak terasa aku telah melewati badai Ujian Nasional. Ujian yang sempat membuatku tertekan. Sampai akhirnya aku dan teman-temanku di SMA Negeri 1 Kesamben (Jombang) berhasil melewatinya dengan baik. Setelah melepas seragam biru putih aku mencoba untuk menaiki kereta yang aku sukai. Aku sempat mencoba menaiki kereta dengan tujuan TNI AD, tetapi orang tuaku melarangku dengan beberapa alasan yang cukup logis. Sampai akhirnya akupun banting setir dan mencoba menaiki kereta dengan tujuan PTN.

Di kesempatan awal aku gagal meraih satu kursi di PTN yang ada di Surabaya (UNESA). Sempat kecewa dan hampir putus asa sampai akhirnya datanglah bus yang membawaku ke Universitas Negeri Malang (UM). bus itu bernama SNMPTN. Tujuan pertamaku sebenarnya ke UNIAR Surabaya, tetapi supir bus menurunkanku dipilihan kedua, yakni UM. Alhamdulillah juga aku diturunkan tepat di depan Fakultas Ekonomi. Fakultas yang paling aku sukai karena di dalamnya terdapat ilmu yang bernama Akuntansi.

Setelah hampir dua tahun mempelajari ilmu akuntansi. aku menemukan beberapa kesamaan antara ilmu akuntansi dengan agama yang aku peluk, yakni agama islam. Berikut persamaan-persamaan yang aku temukan ketika sedang belajar di bangku perkuliahan,

1. Adanya Keseimbangan/keadilan
Konsep dasar dari ilmu akuntansi ialah keseimbangan antara kredit dan debit. Jurnal umum, jurnal penyesuaian, neraca saldo, neraca saldo setelah disesuaikan, dan laporan neraca menerapkan konsep ini. Jika kita sedang mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan hal-hal di atas dan menghasilkan ketidaksamaan jumlah antara kredit dan debit, maka bisa disimpulkan bahwa pekerjaan kita salah, atau soal yang kita kerjakan tidak benar.

Tidak jauh berbeda dengan ilmu akuntansi. Agama islam juga menerapkan konsep seperti itu. Dalam kitab suci Al Qur’an aku menemukan ada 4 hal yang menerangkan tentang konsep keseimbangan/keadilan, yakni poligami(An Nisaa':3), memutuskan perkara(Al Maa'idah:42), berat timbangan(Al An'aam:152, Ar Rahmaan:9), dan mengerjakan amal saleh(Yunus:4).

2. Menghasilkan laba/rugi dan surga/neraka
Ada dua keadaan yang dihasilkan oleh laporan laba/rugi dalam perusahaan. keadaan itu bernama rugi dan laba. dalam perusahaan jasa, Sang laba akan muncul ketika pendapatan lebih besar daripada beban. Dalam perusahaan dagang dan manufaktur, hal itu akan terjadi jika sang laba kotor lebih besar daripada berbagai beban. Sebaliknya juga akan seperti itu.

Konsep itu juga ada di agama islam. Agama islam memiliki banyak alam, salah satunya alam akhirat. Alam itu dipergunakan untuk kehidupan manusia setelah kehidupan di dunia. Di akhirat terdapat dua tempat yang menjadi tujuan seluruh manusia. Tempat-tempat itu bernama surga dan neraka. Sebelum memasuki kedua tempat tersebut kita akan diperiksa di yaumul hisab. konsepnya sama dengan ilmu akuntansi. Ketika sang amal baik lebih besar daripada amal jelek maka kita akan disapa oleh malaikat Ridwan dan masuk surganya Allah SWT. Begitupun sebaliknya, ketika sang amal jelek lebih besar daripada amal baik maka kita akan masuk neraka.

3. Akuntansi dan agama islam ialah Ilmu dan agama prilaku
Dalam sebuah hadist qutsy Allah SWT pernah berkata, “amalkan apa yang engkau ketahui, niscaya akan aku beritahu apa yang tidak engkau ketahui”. Dari hadist ini dapat disimpulkan bahwasanya agama islam merupakan agama prilaku. Dalam mempelajarinya kita tidak cukup hanya membaca dan menghafalnya saja. Tetapi kita juga harus mengamalkannya. Contohnya, kita tidak cukup hanya membaca dan menghafal materi tentang sedekah, tetapi kita juga harus bersedekah.

Konsep ini juga terdapat di dalam dunia akuntansi. Kalau kita ingin menjadi akuntan yang berhasil maka cara belajar kita tidak cukup hanya dengan membaca dan menghafal saja. Tetapi kita juga harus terjun dalam dunia akuntansi yang sebenarnya. Berhubung kita masih menjadi mahasiswa, hal terbaik yang bisa kita lakukan ialah sering mengerjakan soal-soal tentang akuntansi. Kesimpulannya kita tidak cukup hanya mempelajari tentang teorinya saja, tetapi kita juga harus mempraktekannya.

4. Ilmu dan agama yang dibutuhkan banyak pihak
Akuntansi merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh banyak pihak. Perusahaan, masjid, kampus, pemerintahan, panti asuhan, rumah tangga, LSO Muslim Studi FE UM pasti membutuhkan ilmu ini. Tanpa akuntansi mereka tidak bisa mengeluarkan laporan keuangannya, terutama perusahaan. dalam perusahaan ada yang namanya prinsip going concern(berkelanjutan dari tahun ke tahun). Salah satu menfaat laporan keuangan ialah agar prinsip ini bisa berjalan dengan baik dan benar.

Agama islam juga merupakan agama yang dibutuhkan banyak orang. Kita butuh agama islam untuk bisa bertemu dan bercanda dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW di akhirat nanti. Muslim Studi butuh agama islam untuk membuat orang lain tersenyum, dan semua umat muslim butuh agama islam untuk membatasi tingkah laku mereka dari hal-hal yang negatif.

Itulah persamaan-persamaan yang membuatku bersemangat dalam mendalami ilmu akuntansi. Disamping aku mempelajari ilmu itu, secara tidak langsung aku juga mempelajari agama islam. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success.
Penulis : Rudiasa

December 17, 2012

Bidadariku yang Manja


“kanda bangun, sudah subuh, ayo sholat subuh berjamaah?” bidadariku membangunkanku dari tidur yang begitu nyenyak. Wajah ovalnya begitu cantik, matanya begitu indah, dan suaranya begitu merdu. Begitu indah untuk dipandang. Aku bersyukur diberi bidadari secantik ini oleh-Nya.

“Ya Allah semoga cintaku ini hanya untuk dia”, do’aku dalam hati

Aku lantas bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu. Kulihat bidadariku sedang mempersiapkan perlengkapan sholat di dekat meja belajar. Dinginnya air Pegunungan Panderman langsung membuat rasa kantukku sirna. Tak lama setelah itu kami mengobrol dengan Allah sambil ditemani dengan dinginnya udara pagi dan merdunya suara beberapa ayam.

Pagi ini aku ingin bermain Badminton bersama bidadariku. Sambil menikmati indahnya panorama pagi kawasan gunung Panderman.

“dinda pagi ini ada kajian kemuslimahan di Surau Ar Rahman atau tidak?” tanyaku pada bidadariku yang sedang membuatkanku secangkir teh hangat.

“tidak ada kanda, kebetulan pagi ini ukhti farah sedang ke Surabaya menjenguk adiknya yang sakit, jadi kajiannya diliburkan.” Jawab bidadariku sambil memberiku secangkir teh hangat.

“ada apa kanda, Pingin berdua-duaan terus ya dengan dinda??, sudah ngaku aja, tidak perlu malu.” Canda bidadariku sambil duduk didekatku (pagi ini begitu dingin)

Akupun tersenyum dan menjawab, “dinda ini tahu saja, sudah lama kanda tidak berpacaran dengan bidadari secantik dinda, beruntung kita sudah menikah, jadi kita bisa selalu bersama”

Bidadariku hanya tersenyum mendengarnya. “ya Allah lagi-lagi senyum bidadariku ini begitu indah” gimanku dalam hati

“dinda olehraga yuk pagi ini, main Badminton di lapangan dekat Posyandu sambil menikmati sejuknya udara pagi, gimana?” ajakku

“dinda tidak bisa bermain badminton kanda, gimana kalau kita jalan-jalan ke lereng gunung panderman saja, nanti pulangnya kita mampir ke warung soto ayamnya pak wardi, sudah lama dinda tidak makan soto. Mau kan kanda???” rengek bidadariku sambil memelukku

Kukecup keningnya dan kubilang, “dinda, kanda sayang sekali dengan dinda!”

“dinda juga sayang dengan kanda, sayang sekali!, dinda ingin cinta kanda hanya untuk dinda, mau kan???, jangan membaginya ke akhwat yang lain ya??” ucap bidadariku sambil mengeluarkan air mata

Ketika itu suasana begitu romantis, dinginnya udara pagi tidak mampu melunturkan kemesraan yang kami lakukan.

“dindaku sayang, insya allah cinta kanda hanya untuk dinda, mungkin di kampus sana banyak akhwat yang lebih baik dari dinda, tapi insya allah cinta ini hanya untuk dinda, kanda bersyukur diberi bidadari secantik dinda” jawabku sambil memeluknya lebih erat dan mengusap air matanya yang hampir jatuh

“dinda takut kanda, kan dalam islam diperbolehkan berpoligami, dinda takut kalau kanda melakukan itu, dinda tidak rela kalau itu sampai terjadi di kehidupan kita”, ucap bidadariku lagi

“iya dinda, kanda paham ketakutan dinda. Memang pilogami diperbolehkan dalam islam, tetapi dalam poligami itu harus bisa berlaku adil, kalau belum bisa adil berarti belum boleh berpoligami, karena itu akan melukai hati banyak orang, terutama istri-istri mereka. seandainya dinda mengizinkan kanda untuk berpoligami insya allah kanda akan menolaknya, kanda hanya ingin menjalani sisa hidup ini hanya bersama dinda.” jelasku untuk menenangkan hatinya

Tangis bidadariku mulai berhenti setelah mendengar penjelasan sigkatku tentang poligami.

“kanda benar memang kata Ustad Ridwan, kalau orang baik pasti bersama dengan orang yang baik juga. begitupun orang setia, insya allah dia akan bersama orang yang setia juga” ucap bidadariku

“iya dinda, insya allah memang seperti itu, sudah jangan menangis, ayo kita sekarang jalan-jalan ke lereng gunung panderman” ajakku

Bidadariku tidak menjawab, dia hanya mengangguk saja.

Ketika kubuka pintu istana kecilku, aku langsung disuguhi indahnya bunga yang berwarna-warni. bunga-bunga ini ditanam bidadariku ketika dulu baru menikah. Bunga-bunga ini tertata rapi. Serapi barisan orang yang sedang sholat berjamaah di Masjidil haram, berporos pada satu tempat, yakni air mancur yang kubeli ketika buku cerpen pertamaku diterima penerbit asal surabaya.

“Assalamualaikum mas sigit, mbak hesti”, sapa arman, tetangga sebelah rumahku yang ingin pergi ke ladang.

“walaikumsalam”, jawab kami berdua

Akupun menambahi, “pagi-pagi sudah berangkat mas, mau panen ya?”

“iya mas, padi milik abah hari ini mau dipanen, jadi aku harus mempersiapkan semuanya terlebih dahulu, mau kemana mas, kok tumben tidak pakai sarung?”(kebiasaanku ketika pagi sering pakai sarung, kali ini aku memakai celana olahraga). tanya si arman sambil bersiap-siap mengayuh sepeda buntutnya

“ini mau jalan-jalan dengan istriku ke lereng gunung panderman, kebetulan kajian rutin dia pagi ini libur”, jawabku

“oh gitu, ya sudah mas aku pamit ke ladang dulu, assalamualaikum”, timpal si arman

“semoga panennya dapat banyak mas, walaikumsalam” jawabku

Arman merupakan salah satu pemuda yang luar biasa di kampungku. Umurnya masih 20 tahun, tetapi sholat berjamaah dia sungguh luar biasa terjaga. Setelah maghrib, dia juga selalu menyempatkan waktunya untuk mengikuti kajian tafsir kyai mustofa di surau Ar Rahman bersamaku. Selain itu, dia juga sangat giat membantu abahnya dalam melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya megurusi sawah milik abahnya yang ada di ujung kampungku.

“dinda sudah siap?” tanyaku

“dinda belum siap kanda, soalnya belum mendapat ciuman mesra di kening dari orang yang paling dinda cintai” canda bidadariku sambil membenarkan kerudungnya yang belum rapi.

Tanpa komando dua kali aku kecup keningnya dan berkata, “sudah kan cantik? Bidadariku ini manja sekali pagi ini, kanda jadi tambah sayang!”

“kanda setiap pagi dinda ingin dikecup seperti ini, mau kan melakukannya untuk dinda??” renggek bidadariku yang masih ingin menggodaku

Kupegang tangan lembutnya dan aku berkata, “orang mana yang menolak untuk mengecup kening bidadari secantik dinda?, semoga Allah memberkahi pernikahan kita agar kanda bisa terus melakukan ini setiap pagi untuk dinda”

“amin, ya sudah ayo berangkat” ajak bidadariku
Penulis : Rudiasa

November 20, 2012

Mata Kuliah itu Meruntuhkan Semangatku

(Cerpen) Siang itu aku sedang berdiskusi dengan teman-temanku di kelas dan didampingi oleh dosen yang sangat menyenangkan. Kami berdiskusi mengenai etika dan lingkungan yang ada dalam dunia bisnis. Berbagai argumen keluar begitu saja seperti air hujan yang mencari hilir. Aku tahu ini masih proses belajar, jadi pasti argumen yang muncul ada salahnya. Bagiku tidak masalah benar atau salah, yang penting bisa ikut menyumbangkan suara dalam diskusi itu. Suasana bertambah menyenangkan ketika dosenku meluruskan berbagai agrumen yang keluar. Beliau begitu bijak dalam mengomentari setiap argumen yang keluar dari mulut kami. Beliau tidak pernah menyalahkan argumen si A dan si B. Beliau sadar bahwasanya etika itu sifatnya subjektif, jadi setiap pribadi pasti berbeda dalam memandang sebuah permasalahan yang terjadi. 

Ketika masih asyik berdiskusi, hujan menumpahkan isi hatinya dalam bentuk air. Awalnya masih malu-malu karena air yang ditumpahkan sedikit. Aku sempat menengok ke jendela dan berkata dalam hati, “terima kasih Allah engkau telah menurunkan rezekiMu”. Entah kenapa aku sangat senang dengan hujan. Banyak sekali alasan yang bisa aku ucapkan, salah satunya aroma hujan yang sangat khas, yakni kedamaian. Terkadang aku merasan iri dengan hujan. Dia bisa membuat orang lain tersenyum dengan segarnya air yang ia tumpahkan, dia bisa menyegarkan berbagai makhluk ciptaan Allah, dan dia juga bisa mengobati berbagai tumbuhan dan tanaman yang sedang sakit. Aku? Aku belum bisa melakukan itu semua. Aku belum bisa membuat orang lain tertawa terbahak-bahak dengan ucapan dan tingkah lakuku dan aku juga belum bisa menyembuhkan orang lain dengan nasehat-nasehatku. 

Sang waktu telah menunjukkan jam 15.30, itu tandanya kelas berikutnya telah menanti untuk disingahi. kuintip dari celah cendela ternyata hujan masih menumpahkan isi hatinya. Dia sudah tidak malu karena air yang ia tumpahkan begitu banyak. Aku melihat dari kejauhan banyak mahasiswa yang berlarian kesana kemari. Entah apa yang mereka tuju. Mungkin tidak mau telah mengikuti perkuliahan, mungkin sudah ingin memanjakan perut di kost, mungkin sudah ditunggu kekasihnya di ujung jalan sana, mungkin ingin basah-basahan, atau mungkin ingin diperhatikan orang lain. Aku berjalan keluar dengan teman baikku. Ketika itu aku melihat teman-teman sekelasku sudah berlarian ke gedung seberang. Pakaian mereka tampak basah karena hujan pada saat itu masih sangat lebat. Aku beranggapan mereka melakukan itu karena takut telat di perkuliahan selanjutnya. Tak selang berapa lama akupun mengikuti jejak mereka. kurelakan bajuku diguyur derasnya air hujan dan aku juga merelahan rambut hitamku disingahi isi hati sang hujan. Ketika aku sudah dikelas temanku berkata, “ayo sholat asar dulu di musholla,” mereka mengajakku bersujud dan mengobrol dengan sang pencipta. Aku sempat berpikir kalau aku sholat dulu dan dosennya sudah datang maka kemungkinan besar aku tidak boleh masuk. Selang beberapa detik hati kecilku menyadarkanku dan berkata kepadaku bahwa itu merupakan bisikan setan. Tanpa berpikir panjang lalu aku jawab, “let’s move”. 

Jam 4 PM, waktu mata kuliah selanjutnya dimulai. Mata kuliah yang meruntuhkan semangatku dalam belajar, Mata kuliah yang membuatku ingin cepat pulang dan menonton beberapa film di kost, dan mata kuliah yang membuatku cepat lapar. Sejujurnya aku suka mata kuliah ini, tapi aku kurang suka dengan suasana di kelas ketika proses belajar mengajar. Suasana kelas yang begitu jauh dari kegembiraan, begitu jauh dari rasa kekeluargaan, begitu dekat dengan otoriter, begitu dekat dengan slogan yang mengatakan” dosen tidak pernah salah dan mahasiswa harus menuruti semua kemauan dosen”, dan begitu dekat dengan perasaan gelisah. Entah apa yang menyebabkan hal itu terjadi, apakah cara dosen yang tidak enak dalam mengajar, apakah sifat si dosen yang tidak bisa menyenangkan mahasiswanya, apakah teman-teman yang ramai, apakah penyakit malasku yang kambuh lagi, atau apakah itu disebabkan karena perut laparku yang sangat ingin dikasih makan??? Entah mana yang lebih bijak disalahkan, yang pasti aku ingin perkuliahan itu mempunyai suasana yang menyenangkan dengan lapisan cinta dan kasih. 
Penulis : Rudiasa

November 8, 2012

Kehidupan di Muslim Studi FE UM


Tak terasa sudah dua tahun berkecimpung di Muslim Studi. Banyak sekali hal-hal yang membuat Rudi menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menjalani hidup, terutama dalam hal agama dan menghargai orang lain. Kalau dipikir secara logika memang masih banyak hal yang harus Rudi perbaiki dalam kehidupan Rudi, tetapi dengan manjadi bagian dari Muslim Studi Alhamdulillah kehidupan Rudi menjadi lebih baik daripada ketika dulu masih berseragam biru putih. Rudi sangat beruntung bisa mengenal teman-teman yang luar biasa di Muslim Studi. Teman-teman yang mempunyai prinsip, mempunyai tujuan hidup yang jelas, dan mempunyai rencana untuk menjadi orang berguna di kemudian hari.

Pertama kali masuk Muslim Studi Rudi agak terganggu dengan budaya antara laki-laki(ikhwan) dan perempuan(akhwat) ketika mereka melaksanakan kegiatan bersama, ketika mereka bertemu di jalan, dan ketika mereka melakukan sebuah rapat(syuro). Entah apa yang membuat Rudi seperti itu, mungkin karena dulu ketika SMA tidak ada budaya seperti itu, atau mungkin karena Rudi baru mengenal Muslim Studi dan hal-hal yang terdapat di dalamnya. Misalkan saja ketika syuro, teman-teman Muslim Studi ketika melakukan syuro antara ikhwan dan akhwat harus dipisah dan terkadang dihalangi oleh benda padat sehingga mereka tidak bisa berpandangan satu sama lain. Kenapa seperti itu? Padahal di situ tujuan kita untuk syuro, bukan melakukan aksi pandang memandang. Contoh lain terkait syuro juga, ketika syuro hanya dihadiri oleh 2 orang saja, yakni ikhwan dan akhwat maka syuronya dibatalkan. Lagi-lagi kenapa seperti itu? Padahal di situ kita hanya membahas sebuah program kerja dan memastikan bahwasanya program kerja itu cepat selesai. Kita di situ tidak melakukan apa-apa selain itu, kita tidak saling curhat, kita tidak saling membicarakan kejelekan orang lain, bahkan (maaf) kita tidak saling pegang-pegangan tangan, tapi kita hanya membahas program kerja, tidak lebih.

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada di pikiran Rudi sampai akhirnya setelah beberapa bulan berada di lingkungan Muslim Studi dan mengikuti kajian-kajian islam di sana Rudi sadar kalau Rudi sudah salah. Mereka melakukan semua itu karna anjuran agama islam, buktinya dalam Al Qur’an Surat An Nuur Ayat 30 Allah SWT berfirman yang isinya “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Terlepas dari Al Qur’an kegiatan yang mereka lakukan tetaplah benar. Kalau dipikir secara hati nurani apakah kita rela orang yang kita cintai, yang nantinya akan menjadi suami/istri kita berduaan dengan orang lain? Kalau Rudi terus terang tidak rela, karena bagaimanapun hanya Rudi yang berhak menyentuh dia, bukan orang lain. Dipandang dari segi kebudayaan dan sejarah kegiatan mereka juga tidak salah, karena kita berada di negara Indonesia yang notabene mempunyai budaya ketimur-timuran yang cukup kental. Penyebab yang jauh masuk akal daripada itu semua ialah Muslim Studi merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak dalam ranah agama islam di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang(UM), jadi mau tidak mau, bisa tidak bisa, dan sanggup tidak sanggup mereka harus mau, bisa, dan sanggup memposisikan diri mereka sesuai dengan adab-adab yang ada dalam agama islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist.

Kehidupan yang sangat Rudi sukai selama di Muslim Studi ialah kebersamaan. Biarpun kita dipisahkan oleh sekat-sekat yang cukup tebal (kalau antara ikhwan dan akhwat) tetapi rasa kebersamaan sering Rudi rasakan ketika melakukan sesuatu dengan mereka. salah satu contohnya, beberapa bulan yang lalu Muslim Studi mempunyai acara besar, yakni Tablig Akbar. Salah satu masalah utama yang muncul dalam kegiatan ini ialah tentang waktu. Kita hanya diberi waktu kurang lebih satu bulan untuk mengerjakan acara ini, dengan kebersamaan yang kita miliki Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar dan meriah. Kita berhasil mengundang pemateri dari Ibukota Jakarta, dan yang lebih menyenangkan lagi, Bapak Djoko Dwi Kusumajanto, selaku Wakil Dekan 3 di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang bersedia mengantarkan teman-teman Muslim Studi untuk menjemput pemateri yang dari Ibukota Jakarta di Bandara Juanda Surabaya.

Rudi berpesan kepada semua teman-teman Muslim Studi bahwasanya kita di sini statusnya masih belajar untuk menjadi pribadi yang benar, jadi kalau ada kesalahan dan kekeliruan mohon dimaafkan dan dinasehati agar kesalahan dan kekeliruan itu tidak terjadi lagi. Semoga Muslim Studi bisa menjadi organisasi yang lebih bermanfaat untuk mereka yang ingin belajar agama islam. semoga juga kita tetap konsisten merawat organisasi ini sampai dia benar-benar bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Mohon maaf karena masih banyak kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan artikel ini. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success.
Penulis: Rudiasa
Tak terasa sudah hampir dua tahun tinggal di Kota Pendidikan Malang. Kota yang sangat panas ketika di siang hari dan menjadi sangat dingin di malam hari, Kota yang penuh sesak dengan hiruk pikuk mahasiswa dan mahasiswi yang setiap tahunnya selalu datang dan pergi, Kota yang mempunyai ciri khas, yakni macet ketika pagi dan sore hari, dan kota yang mempunyai Klub Sepak Bola besar dan pendukungnya yang fanatik yakni Arema Indoesia dan Aremania. 

Beberapa minggu yang lalu Rudi telah membuat salah satu keputusan penting untuk fokus melakukan 1 kegiatan yang positif dan bermanfaat selain kegiatan kuliah, yakni belajar corat-coret(Menulis). Untuk merealisasikan keputusan itu maka Rudi ikut Forum Lingkar Pena Malang(FLP). melihat cara pendaftarannya yang mudah dan manfaat yang akan Rudi dapat nanti sepertinya menguntungkan, maka setelah merenung dan berpikir sejenak Rudi memutuskan untuk mengikuti organisasi ini. setelah mendaftar Rudi mendapat sebuah buku tentang kumpulan kisah kehidupan yang dialami teman-teman FLP. Buku ini berjudul “Ada Kisah di setiap Jejak(buku edisi 2 yang diterbitkan FLP Malang). Buku ini sangat luar biasa bagus karena kontennya mudah dicerna, cocok untuk anak muda, ceritanya menginspirasi, dan cerita yang disajikan sangat dekat dengan kehidupan kita. Ketika membaca buku ini Rudi seperti orang gila, tertawa terbahak-bahak karena kisahnya sangat lucu(contohnya seperti cerita yang berjudul “ Nungging itu Sehat!” Dan “Lelaki tak Dikenal”). namun ketika membaca cerita berikutnya Rudi seperti orang yang sedang putus cinta, sedih, galau, dan sadar ternyata hidup ini begitu keras(contohnya seperti cerita yang berjudul “Gambar-gambar Sejarah” dan “15 Februari”). Banyak penulis hebat yang menuangkan ide kreatifnya dalam buku ini, seperti Fahrul Khakim, Gusti Aisyah Putri, Mohammad Faisal, Firsty Inayatie Sakina, Arif Bawono Surya, Achmad Hidayat, Maulida Azizah, Nur Muhammadian, Lin Wulynne, Fauziah Rachmawati, Heri Mulyo Cahyo, M. Mahfuzh Huda, Rizza Mar’atus Sholikhah, Gumilar Prastio, Izfy Meeza Agie Botianovi, dan Dwi Putri Pertiwi. 

Oya sampai lupa memperkenalkan diri, nama lengkap Rudi ialah Rudiasa, Rudi tinggal di Dsn. Tegalan RT/RW: 003/002 Ds. Curahmalang Kec. Sumobito Kab. Jombang(sebuah dusun kecil yang berada di perbatasan Kab. Jombang dan Kab. Mojokerto). Rudi sekarang masih belajar di Universitas Negeri Malang(UM) dengan kosentrasi ilmu Akuntansi. Selain kuliah Rudi juga ikut LSO Muslim Studi, itu merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak dalam ranah kerohanian agama islam yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. 

Tujuan mengikuti organisasi ini ialah untuk mempermudah Rudi dalam menyusun skripsi beberapa semester lagi, selain itu tujuan Rudi juga ingin mempunyai pengalaman dan teman baru yang baik dan pintar dalam bidang tulis-menulis. Tujuan terakhir Rudi yang paling besar ialah mendapat penghasilan dari tulis-menulis dengan cara menerbitkan buku dan mengirim artikel ke media cetak. Rudi sebenarnya telah mempunyai beberapa tulisan tetapi tulisan itu tidak berstruktur dan kata-katanya masih belum tertata rapi, harapan Rudi mengikuti organisasi ini ialah agar bisa memperbaiki tulisan yang sudah Rudi buat. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success. 
Penulis : Rudiasa

Tablig Akbar LSO Muslim Studi 2012

Muslim Studi Merupakan organisasi kerohanian islam yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang(UM). Organisasi ini mempunyai 5 Departemen besar yang bergerak dalam berbagai hal, khususnya dalam hal akademik. 5 Departemen itu ialah Human Resource Development (HRD), Islamic Economic (ICON), Public Relation (PR), Program Adik Asuh (PRODIKSUH), dan Muslimah Development (MD). Muslim Studi di kepengurusan 2012 diketuai oleh Mukti Prasaja, dan juga 5 Departemen di atas diketuai oleh Faisol Muammar Hadafi(HRD), Rudiasa(ICON), Fani Adi Cahyono(PRODIKSUH), Muhammad Afif Amrulloh (PR), dan Wulan Candra Buana(MD). 

Sabtu, 20 Oktober 2012 merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi keluarga besar Muslim Studi. Hari itu ialah hari pelaksanaan salah satu program kerja mereka yakni TABLIG AKBAR. acara ini merupakan serangkaian acara dari Pekan Raya Ekonomi yang dilakukan oleh BEM FE UM setiap tahunnya. Ada 3 Departemen yang terlibat dalam meramaikan acara ini, yakni PR, ICON, dan HRD. Biarpun dalam waktu kurang dari 1 bulan mereka bisa bekerja sama dalam banyak hal, khususnya mengkonsep acara dan mengelola pendanaan. Setelah dilakukan beberapa syuro(rapat) akhirnya mereka memutuskan banyak keputusan penting untuk meramaikan acara ini. Keputusan-keputusan itu ialah tentang penetapan tema, penetapan susunan acara, penetapan pemateri, penetapan acara hiburan, dll. 

Tema yang diangkat pada acara Tablig Akbar kemarin ialah “Senyum Sedekah, Senyum Indonesia”. Filosofi dari tema ini ialah panitia ingin menyadarkan mahasiswa bahwa masih banyak orang di luar sana yang butuh bantuan kita, dan salah satu cara untuk membantu mereka ialah dengan cara bersedekah. Allah telah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 261 bahwa “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. Ayat di atas menjelaskan bahwa ketika kita bersedekah maka harta kita tidak akan berkurang, malahan harta kita akan bertambah. 

Acara Tablig Akbar kemarin di isi oleh 2 pemateri luar biasa, mereka ialah Ustad Muhammad Ali Zubair dan Ustad Muhammad Ashari Nasution. Ustad Muhammad Ali Zubair merupakan pengasuh Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Al Ikhlas YASA Malang. Pengisi selanjutnya ialah Ustad Muhammad Ashari Nasution, beliau merupakan juara 1 Da’i Muda 2012 yang diadakan oleh ANTV. Dengan ilmu agama yang sangat mempuni dan paras yang ganteng membuat para peserta bersemangat dalam mendengarkan apa yang disampaikan oleh beliau. Satu hal yang membuat para peserta dan panitia sangan kaget ialah beliau lahir pada tahun 1994, jadi masih sangat muda(seumuran dengan kebanyakan para peserta dan panitia). 

Selain 2 pemateri di atas acara Tablig Akbar kemarin juga diramaikan oleh acara hiburan dan bazar. Acara hiburan di isi oleh Perkusi “kripik” dari SDIT Insan Permata Malang. perkusi ini terdiri dari 12 siswa yang masih sangat lucu, dengan menggunakan alat seadannya mereka menampilkan pertunjukkan yang cukup bagus melalu 3 lagu yang ditampilkannya. Terlihat semua peserta dan panitia menikmati hiburan ini karena disamping umur mereka yang masih kategori anak-anak tapi mereka bisa memainkan alat-alat musik yang menghasilkan bunyi sangat merdu. Di samping acara hiburan acara kemarin juga dimeriahkan oleh bazar yang di isi oleh LSO LPB FE UM, Wardah Cosmetik, dan CIBBI UB. 

Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari acara kemarin, salah satunya memberitahu para peserta bahwasanya bersedekah tidak akan mengurangi harta mereka, melainkan akan menambah harta mereka. semoga LSO Muslim Studi bisa menjadi organisasi yang lebih bermanfaat untuk orang lain, terutama untuk mereka yang ingin belajar tentang agama Allah SWT. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success. 
Penulis : Rudiasa

October 12, 2012

LSO Muslim Studi FE UM 2012

KSEI Icon FE UM

Rudiasa and Friends(Cartoon)

August 25, 2012












Kemeriahan MUNAS FoSSEI 2012 di UPI Bandung
















Mengikuti MUNAS FoSSEI di UPI Bandung








Berlibur ke Tangkuban Parahu