RSS
Facebook
Twitter

March 25, 2013

Ada Apa Dengan Akhwat?


Allah SWT menciptakan makhluk hidup yang sangat sempurna. Makhluk hidup itu bernama manusia. Menusia punya banyak kelebihan. Biarpun begitu manusia juga mempunyai banyak kekurangan. Hanya ada satu manusia yang tidak mempunyai kekurangan. Dia ialah pemimpin umat manusia, Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah aku diberi kesempatan olah Allah untuk mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Malang (UM). sebuah kampus yang sebenarnya tidak terbesit di benakku untuk masuk di dalamnya. Tetapi karena Allah menginginkan aku untuk masuk di sana sehingga aku mengenyam pendidikan di sana.

Kehidupan di UM sangat dinamis, terutama dalam hal beragama. Berbagai kelompok dari agama islam aku jumpai di sana. Dari mulai golongan yang sangat mengutamakan saling menghargai satu sama lain sampai golongan yang tidak mau menghargai sesuatu yang sudah ada (golongan keras). Dari golongan yang sholat subunhya menggunakan Qunut, sampai golongan yang tidak menggunakan Qunut ketika sholat subuh.

Banyak kata-kata baru yang aku temukan ketika aku bergaul dengan mereka. ikhwan, akhwat, antum, ukhuwah, dll. Dari kesekian kata-kata itu aku tertarik dengan kata “akhwat”. Akhwat dalam bahasa indonesia artinya ialah perempuan/wanita. Di UM hanya perempuan-perempuan tertentu yang bisa disebut akhwat. Biarpun pada dasarnya akhwat itu artinya sama dengan perempuan. Perempuan-perempuan tertentu yang aku maksud ialah mereka yang suka terhadap agama islam. tidak hanya suka dalam lingkup kecil, tetapi suka secara komperhensif terhadap agama islam. berhubung mereka suka terhadap agama islam jadinya mereka mengaplikasikan norma-norma yang terdapat dalam agama islam. salah satunya tidak berpacaran dan menutup aurat.

Hampir dua tahun bergaul dengan mereka aku belum pernah menemukan ada akhwat yang punya pacar. Tetapi aku sering mendapati akhwat yang punya suami. Aku juga belum pernah melihat ada akhwat yang tidak memakai jilbab. Sepengetahuanku semua akhwat memakai jilbab, bakhan jilbabnya banyak yang besar. Pakaian yang mereka kenakan juga selalu tertutup. Tidak seperti perempuan pada umumnya yang kebanyakan mempertontonkan keindahan tubuhnya (biarpun itu berjilbab). Satu lagi ciri khas dari seorang akhwat ialah dia biasanya memakai kaos kaki ketika di kampus. Terkait pergaulan rata-rata dari mereka juga menutup diri dari lawan jenis karena mereka sadar bahwa itu belum menjadi halal bagi mereka.

Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

March 16, 2013

Ekspedisi Pulau Sempu 2013


















Pagi itu matahari bersinar dengan teriknya. Sang awan tampaknya malas untuk menganggu kesenangan sang matahari dalam menyinari setiap pergerakan di bumi. Pagi itu ialah sabtu, 9 Maret 2013. Di pagi yang indah itu aku dan teman-temanku dari Off M Jurusan S1 Akuntansi FE UM berencana menghabiskan akhir pekan di Pulau Sempu. Nama teman-temanku ialah Ganda Adi Suryo, Riski Setyo Budi, Burhanuddin, Angga Prasetya Nusantara, Nanang Agus Wijaya, Puguh Hermawan, Khoirul Abidin, Bhisma Chaesar Atmaja, dan Septian.

Banyak orang yang berkata bahwa pulau sempu ialah pulau yang sangat indah, pantainya yang bersih, pasirnya yang putih, ombaknya yang tidak begitu ganas, pemandangan hutannyanya yang sangat indah, dan juga pemandangan laut selatannya yang sungguh luar biasa. Ketika kami sampai disana ternyata opini dari kebanyakan orang memang benar.

Akses untuk menuju ke pulau sempu harus melewati Pantai Sendang Biru terlebih dahulu. Kami berangkat dari Kota Malang menuju Pantai Sendang Biru dengan senyum yang masih sangat lebar. Hijaunya pepohonan dan jalan raya yang sangat ekstrim menemani perjalanan kami menuju Pantai Sendang Biru. Seletah dua jam perjalanan akhirnya sampai juga di pantai sendang biru. Birunya lautan membuat aku takjub akan kebesaran Allah SWT. Ditambah lagi dengan pulau-pulau kecil yang sangat indah di sepanjang pantai sendang biru.

Setengah jam kami di sana untuk mempersiapkan perlengkapan, izin untuk masuk pulau sempu, dan membeli ikan segar akhirnya perjalanan berlanjut menuju pantai Semut dengan menggunakan perahu. Pantai Semut merupakan pintu masuk menuju pulau sempu. Jarak antara kedua tempat ini ialah 2 KM dengan waktu tempuh jalan kaki melewati hutan belantara sekitar 2 jam. Perjalanan kami kemarin memerlukan waktu 3,5 jam karena medannya yang sangat becek sehingga kaki kami sangat sulit untuk melangkah. Hutan menuju pulau sempu masih sangat lebat sehingga menyebabkan banyak pendaki yang kehilangan arah ketika sampai di tengah hutan. Tetapi masalah itu bisa dipecahkan dengan menyewa Petunjuk jalan (tour guide) yang banyak tersedia di Pantai Sendang Biru.

Pukul 5 sore kami sampai di pulau sempu. Hal pertama yang kami lakukan ialah membuat tenda dan mempersiapkan peralatan lainnya. Tetapi pada waktu itu yang membuat tenda hanya sebagian saja. Yang lainnya langsung menikmati dinginnya air laut pulau sempu. Perjalanan berat yang kami lakukan terbayar sudah dengan indahnya pulau sempu yang masih sangat alami. Sore itu kami berenang sampai sang matahari terbenam di ufuk barat.

Tidak hanya kami saja yang berkemah di situ. Banyak dari daerah lain yang juga menghabiskan waktu akhir pekannya di pulau sempu. Ada yang dari Bandung, Jakarta, Sidoarjo, Surabaya, dll. Rata-rata dari mereka ialah para mahasiswa.

Malam harinya kami membuat nasi dan membakar ikan yang kami beli di pantai sendang biru. Dengan perut yang sangat lapar akhirnya habis juga nasi dan ikan bakar yang kami buat pada saat itu. Di pulau sempu tidak ada air tawar, sehingga harus dipersiapkan dengan baik terkait air yang akan dibawa. Kami kemarin membawa sekitar 25 Aqua yang berukuran 1,5 liter. Air itu kami gunakan untuk minum dan memasak makanan. Disamping membawa air mineral kami kemarin juga membawa mie dan roti. Ini untuk bahan makanan pada esok harinya.

Panorama malam di pulau sempu sungguh sangat indah. Desiran ombak yang begitu pelan dan juga lalu lalangnya berbagai bintang membuat malam itu begitu indah. Di samping itu, sunyinya malam membuat kami begitu menikmati indahnya malam pada waktu itu.

Pagi harinya sebagian dari kami menikmati matahari terbit (sunrise) yang berada di atas tebing di selatan pulau sempu. Pantai selatan menyapa kami dengan ombak yang begitu dahsyat. Birunya air seakan menunjukkan bahwa ia yang paling indah pada waktu itu. Sang karangpun tidak mau kalah menunjukkan kelebihannya. Biarpun setiap saat disinggahi kemarahan sang air tetapi dia tetap mempu untuk menahannya.

Pukul 7 pagi kami semua sepakat untuk berenang di pulau sempu. Asinnya air laut sempat membuat kami enggan untuk berenang. Tetapi dengan jerih payah yang kami kelurakan untuk sampai di pulau sempu rasanya kurang mantap kalau tidak berenang disana. Tidak terasa kami sudah berenang selama 3 jam. Indanya panorama laut membuat kami lupa akan waktu pada saat itu. Apalagi ditambah guyuran hujan yang membuat pantai menjadi lebih indah.

Puas berenang disana akhirnya kami mempersiapkan diri untuk pulang ke Kota Malang. pada waktu itu jam menunjukkan pukul 12 siang. Perjalanan pulang menjadi lebih berat karena beberapa jam sebelum kami pulang hujan turun dengan sangat deras. Kebetulan pada waktu itu kami pulang bersama rombongan dari Sidoarjo yang ada tour guidenya sehingga perjalanan pulang kami sedikit lebih aman.

Setelah melakukan ekspedisi kemarin aku punya tips untuk kalian yang akan berekspedisi ke pulau sempu lagi,
1. Ketika berangkat jangan menggunakan celana panjang
2. Jangan memakai baju putih selama perjalanan berangkat maupun pulang karena pasti akan sangat kotor
3. Gunakan sepatu gunung untuk perjalanan berangkat maupun perjalanan pulang
4. Bawa air mineral yang banyak karena di sana tidak ada air tawar
5. Bawa makanan secukupnya, terutama mie instan dan roti
6. jangan meninggalkan sholat bagi pemeluk agama islam
7. Bawalah baju secukupnya agar ransel yang kalian bawa tidak terlalu berat
Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

March 15, 2013

















penerbit : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

Ketika KKL Off M FE UM 2013












penerbit : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

Rudiasa & Friends at KKL FE UM 2013











penerbit : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

Rudiasa with Great People






penerbit : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)