RSS
Facebook
Twitter

August 27, 2014

Istri-Istri Rasulullah SAW

“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mempu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki, yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim” (QS An-Nisa’ : 3)

Kata Ustadz Abdullah Shaleh Hadromi, “Sesungguhnya hukum asal menikah itu poligami, bukan monogami. Namun jika seorang laki-laki ndak bisa berlaku adil (dan pasti ndak bisa), maka nikahilah satu perempuan saja”. Perlu digarisbawahi, bahwasanya manusia biasa hanya boleh menikah sebanyak 4 kali, selebihnya ndak boleh. Beda dengan Rasulullah SAW, beliau di izinkan oleh Allah untuk menikah lebih dari 4 kali, hal itu didasarkan pada ayat di atas. Pernikahan beliau tidak hanya didasarkan karena nafsu syahwat saja, namun karena tujuan-tujuan lain yang lebih mulia, diantaranya memuliakan wanita yang dinikahinya dan menarik simpati dari sukunya untuk masuk Islam, serta menjalin kekerabatan dengan banyak suku, karena dengan begitu, Islam lebih mudah untuk berkembang. 

Rasulullah SAW memiliki seorang ibu bernama Aminah binti Wahb dan memiliki seorang ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib. Beliau dilahirkan di Mekkah (Bani Hasyim) pada Senin, 9 atau 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah. Beliau wafat di Madinah, tepatnya di pangkuan istri tercintanya (Ibunda Aisyah RA) pada Senin, 12 Rabiul Awwal Tahun ke 11 H. Hampir 23 tahun Rasulullah SAW mendakwahkan agama Islam di Mekkah dan Madinah, selama itu pula beliau sering dihina dan dicaci maki oleh orang-orang kafir quraisy, bahkan pernah sampai mau dibunuh. Untuk itu, sangat keterlaluan kalau kita membuat ritual-ritual baru dalam beribadah yang sesungguhnya itu tidak pernah diajarkan oleh beliau. Seakan-akan kita tidak menghargai jerih payah beliau kalau kita melakukan hal tersebut. Agama Islam sudah sempurna, jadi tidak perlu ada tambahan-tambahan lagi. Hal ini didasarkan pada penggalan firman Allah SWT di surat Al Maidah ayat ke 3, “.. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.. “

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menceritakan dalam Kitab Sirah Nabawiyahnya yang berjudul “Ar-Rahiqul Makhtum”, bahwasanya Rasulullah SAW memiliki 11 istri. Dari 11 istri beliau tersebut, hanya Ibunda Aisyah lah yang berstatus “Perawan”, lainnya ialah janda. Mari kita simak siapa saja istri beliau,

1. Khadijah binti Khuwailid RA
Benih-benih cinta diantara Rasulullah SAW dengan Ibunda Khadijah muncul karena perniagaan. Kala itu, Ibunda Khadijah menawarkan kerjasama dengan Rasulullah SAW, yakni menjualkan barang dagangannya ke Negeri Syam (Palestina, Lebanon, Suriah, Yordania) bersama pembantunya yang bernama Maisarah. Sepulang dari Negeri Syam, Maisarah bercerita kepada majikannya (Ibunda Khadijah) bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat-sifat yang mulia, cerdik, dan jujur. Hingga ia pun tertarik kepada beliau. Dan ia menyuruh teman wanitanya yang bernama Nafisah binti Munyah untuk pergi ke rumah Rasulullah SAW dan mengatakan bahwa Ibunda Khadijah siap untuk dinikahi. Alhamdulillah ternyata gayung bersambut, hingga akhirnya mereka pun menikah. Kala itu Rasulullah SAW berumur 25 tahun dan Ibunda Khadijah berumur 40 tahun.

Dari pernikahan yang mulia ini, lahirlah anak-anak yang mulia juga, yakni Al Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Dan Abdullah. Al qasim dan Abdullah meninggal dunia ketika kecil, Zainab menikah dengan sahabat Abu al-Ash bin Al-Rabi’ (anak bibinya dari pihak Ibunda Khadijah), Ruqayyah dan Ummu Kultsum dinikahi oleh Sahabat Utsman bin Affan (tidak bersama-sama), dan Fathimah dinikahi oleh Sahabat Ali bin Abu Thalib.

Ibunda Khadijah memiliki banyak keutamaan, diantaranya seperti yang dilukilkan oleh Hadist Shahih berikut,
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Demi Allah, saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah SAW yang lain kecuali kepada Khadijah, meskipun ia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW menyembelih seekor kambing, beliau berkata, 'Berikanlah sebagian daging kambing ini kepada teman-teman Khadijah.' Suatu ketika saya marah kepada Rasulullah sambil berkata, "Khadijah?" Lalu beliau menjawab, "Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah." {Muslim 7/134}

2. Saudah binti Zama’ah RA
Pada bulan Ramadhan tahun ke 10 dari nubuwah, Ibunda Khadijah dipanggil oleh Allah AWT. Beberapa hari setelah wafatnya paman yang paling beliau cintai, yakni Abu Thalib. Selang beberapa saat, tepatnya pada bulan Syawwal Rasulullah SAW menikahi Ibunda Saudah yang sebelumnya pernah menikah dengan Sahabat As-Sakran bin Amru.

3. Aisyah binti Abu Bakar Ash –Shiddiq RA
Ia merupakan putri dari Sahabat Abu Bakar, sahabat sejati beliau. Ibunda Aisyah dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal tahun ke 11 dari nubuwah, satu tahun setelah menikahi Ibunda Saudah dan 2 tahun 5 bulan sebelum hijrah ke Yastrib (Madinah). Beliau menikahinya pada usia 6 tahun, lalu mereka hidup bersama pada bulan syawal, 7 bulan setelah hijrah ke madinah, yang saat itu ia berumur 9 tahun. Jadi Rasulullah SAW baru hidup satu rumah dengan Ibunda Aisyah pada umur 9 tahun, bukan 6 tahun.

Ibunda Aisyah merupakan sosok wanita yang pencemburu. Dan bagi saya pribadi, itu sangat normal sebagai sosok istri. Kala itu, Ibunda Aisyah dan Ibunda Hafshah diajak bepergian oleh Rasulullah SAW. Ketika malam tiba, biasanya Rasulullah menempuh perjalanan bersama Ibunda Aisyah sambil berbincang-bincang dengannya. Hingga suatu saat, Ibunda Hafshah berkata kepada ibunda Aisyah, “Hai Aisyah, bagaimana jika malam ini kamu mengendarai untaku dan aku mengendarai untamu. Setelah itu, kita akan memperhatikan apa yang akan terjadi nanti”. Ibunda Aisyah pun menjawab, “Baiklah!”. Hingga akhirnya Ibunda Aisyah mengendarai untanya Ibunda Hafshah dan Ibunda Hafshah mengendarai untanya Ibunda Aisyah. Tak lama kemudian, Rasulullah mendatangi untanya Ibunda Aisyah yang kini dikendarai oleh Ibunda Hafshah. Rasulullah mengucapkan salam kepadanya, dan menempuh perjalanan bersamanya hingga mereka singgah di suatu tempat. Sementara itu, ibunda Aisyah merasa kehilangan Rasulullah hingga ia merasa cemburu. Kemudian, ketika mereka singgah di suatu tempat, Ibunda Aisyah menjulurkan kedua kakinya di antara Pohon Idzkhir sambil berkata, “Ya Allah ya Tuhanku, perintahkanlah kalajengking atau ular untuk menggigitku, karena aku tidak kuasa untuk mengatakan sesuatu kepada rasul-Mu” {Muslim 7/138}.

4. Hafshah binti Umar ibnu Khattab RA
Dahulu, Ibunda Hafshah memiliki suami bernama Khunais bin Hudzafah As-Sahmi. Ketika suaminya meninggal dunia dan selesai masa iddahnya, yakni 4 bulan 10 hari (baca QS. Al-Baqarah : 234), ia pun dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ke 3 H, tepatnya antara Perang Badr dan Perang Uhud.

5. Zainab binti Khuzaimah RA
Sebelumnya, ia merupakan istri dari Sahabat Abdullah bin Jahsy yang meninggal dunia dalam perang uhud. Kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada yahun ke 4 H. Namun ia meninggal dunia beberapa bulan, tepatnya 2 atau 3 bulan setelah dinikahi oleh Rasulullah SAW.

6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA
Sebelumnya ia ialah istri Abu Salaman yang meninggal dunia pada bulan jumdats tsaniyah tahun ke 4 H. kemudian ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama.

7. Zainab binti Jahsy RA
Ia berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan putri bibi Rasulullah SAW sendiri. Sebelumnya ia ialah istri Sahabat Zaid Bin Haritsah, kemudian dicerai dan dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Sya’ban tahun ke 6 H.

8. Juwairiyah binti Al-Harist RA
Ayahnya ialah pimpinan Bani Mushthaliq dari Khuza’ah. Tadinya ia ada di antara para tawanan Bani Mushthaliq, yang kemudian menjadi bagian Tsabit bin Qais bin Syammas, lalu Rasulullah SAW menebus dan menikahinya pada bulan Sya’ban tahun ke 6 H.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA
Dulunya ia merupakan istri Ubaidillah bin Jahsy, namun suaminya meninggal dunia dan ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Muharam tahun ke 7 H.

10. Shafiyah binti Huyai RA
Ia berasal dari Bani Israel yang sebelumnya ialah salah satu tawanan dari Perang Khaibar. Lalu Rasulullah SAW memilihnya untuk dirinya sendiri, membebaskan, dan menikahinya setelah menaklukan Khaibar pada tahun 7 H.

11. Maimunah binti Al-Harist RA
Ia ialah saudari Ummul Fadhl, Lubabah binti Al Harist. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Dzul Qa’dah tahun ke 7 H.

Itulah ke 11 istri Rasulullah SAW, yang mana mereka merupakan wanita-wanita terbaik di zamannya, terutama Ibunda Khadijah dan Ibunda Aisyah.

Daftar Rujukan:
- Al Qur’an terjemahan
- Kitab Shahih Muslim
- Kitab Sirah Nabawiyah “Ar-Rahiqul Makhtum” yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury dari India

Penulis : Rudiasa, S.E

0 comment:

Post a Comment