Alkisah di Negeri Tiongkok kuno, terdapat sebuah kerajaan yang sangat megah dan disegani oleh kerajaan-kerajaan yang lain. Karena kerajaan tersebut begitu banyak memiliki daerah jajahan bahkan sampai diluar tiongkok.
Kebesaran dan kemegahan dari kerajaan tersebut, karena hasil kerja keras dan disiplin dari seorang Jenderal besar, yang selalu memenangkan hampir semua pertempuran dengan kerajaan lain, sehingga dia menjadi anak emas raja yang memerintah kerajaan tersebut.
Walaupun penuh dengan fasilitas dan kemewahan dari Raja kepada dirinya, namun semua tersebut tidak membesarkan kepala sang jenderal, malah sebaliknya dia semakin rajin untuk menghimpun kekuatan yang besar untuk mengabdi kepada Raja.
Akibat perlakuan istimewa dari Raja kepada sang Jenderal, membuat putra mahkota iri dan mencari akal untuk mempermalukan sang Jenderal.
Dia pun menghadap kepada Raja, dan berkata, “Ampun Yang Mulia Raja, Ijinkanlah Ananda untuk menunjukkan kemampuan dari diri Ananda, untuk memimpin pasukan menyerang kerajaan terbesar di seberang sana, dan Ananda akan membuktikan Ananda akan membawa kemenangan kepada Yang Mulia”
“Anak ku, apa kau yakin dengan kata-katamu, karena selama ini kamu tidak pernah berperang?” tanya sang Raja kepada anaknya.
“Ananda yakin dan akan membuktikan bahwa diri ananda lebih hebat sekalipun dari Sang Jenderal” kata pangeran dengan arogan.
Raja pun tersenyum, dan mengerti maksud perkataan, setelah berpikir sebentar tak lama dia pun mengelengkan kepala tanda setuju. Melihat pertanda dari sang Raja, Pangeran pun tersenyum dan segera beranjak mempersiapkan keperluan peperangan. Dalam hatinya apabila dia bisa menundukkan kerajaan yang besar walaupun dia tidak pernah berperang, berarti dia lebih hebat dari Sang jenderal.
Setelah beberapa bulan dari kepergian Putra Mahkota, tersirat kabar kekalahan dari pasukan sang pangeran, hampir seluruh pasukan mati terbunuh, dan tak lama putra mahkota pun kembali ke kerajaan, namun dia tidak sendirian melainkan ditemanin oleh sang jenderal.
Sang Raja pun menyambut anaknya, dan berkatalah dia kepada Sang Pangeran, “Apa hikmah yang kau dapat dari pertempuran kemarin anak ku?” tanya sang raja
“Ampun yang mulia, ternyata peperangan tidak segampang yang ananda pikirkan” jawab sang pangeran penuh penyesalan
“Dengarkanlah anakku, Untuk Memindahkan Gunung, Dimulai Dari Memindahkan Batu-Batu Kecil Di Sekitarnya, sama halnya dengan dirimu. Untuk menjadi seorang pemenang haruslah belajar dari awal, berlatih dengan giat, dan tekun. Tidak ada jalan instans untuk menjadi seorang pemenang di medan pertempuran tanpa ada ketekunan dan semangat untuk belajar dari awal, ingat itu anak ku” nasehat sang Raja
“Kalau kamu ingin menjadi lebih dari sang Jenderal, mulailah belajar dari hal yang kecil yaitu menghargai kesuksesan orang dengan meniru dan menjadi lebih baik, bukan dengan iri atau ego sesaat. Kalau ayah tidak memerintahkan sang jenderal untuk memata-matai mu, mungkin kamu sudah mati konyol di medan pertempuran karena eg mu” lanjut sang Raja
“Terima kasih Yang Mulia, sangat akan mengingat semua itu”
Benar sekali, sukses adalah hasil dari proses. Tidak ada sukses yang datang dengan sendirinya. Sehingga sukses hanyalah menjadi milik orang yang mau melalui proses demi proses tanpa mengeluh dan selalu belajar menjadi yang terdepan. Jangan takut untuk memulai, karena kita tidak akan berhasil tanpa memulai dari awal. Jangan ragu untuk mencoba lagi, karena selalu ada harga untuk sebuah kesuksesan, tergantung berapa banyak pengorbanan yang berani anda berikan untuk mencapai sukses yang anda impikan, capai semua itu dengan kebijaksanaan bukan dengan iri maupun ego.
0 comment:
Post a Comment