Suatu ketika seorang bangsawan yang kuat bernama Gao Hwan ingin menguji ketrampilan manajemen putranya, maka ia memberikan pada masing-masing putranya beberapa untai tali sutra yang kusut dan terikat, lalu dia meminta mereka untuk meluruskan tali-tali itu.
Semua putranya dengan berhati-hati mencoba untuk meluruskan benang-benang kusut itu, kecuali seorang putra bernama Gao Yan. Setelah memperhatikan saudara-saudaranya gagal dalam menarik simpul-simpul tali itu, ia mengambil pedangnya dan memotong-motong gulungan-gulungan tali menjadi potongan kecil.Saudara-saudaranya kaget dan keheranan, dan ayahnya bertanya perihal sikapnya yang aneh ini.
“Sederhana saja,” putra yang berani itu menjawab. “Manakah yang lebih penting, waktu saya atau meluruskan kekacauan ini? Apa imbalannya untuk waktu yang hilang dan kekacauan yang berhasil diluruskan? Apapun yang terlalu rumit untuk dipecahkan dalam jangka waktu yang masuk akal adalah pekerjaan yang sia-sia belaka dan tidak perlu saya perhatikan. Dengan memotong-motong dan membuangnya, dengan sedikit kerugian, saya rasa adalah metode yang paling efektif dalam menangani masalah semacam ini.”
Orang sering memusatkan perhatian untuk pemecahan suatu masalah dan melupakan biaya dari prosedurnya. Sebagai akibatnya, mereka sering membuang waktu mereka yang berharga untuk mengurus hal-hal sepele hanya untuk keuntungan kecil.
Waktu, salah satu komoditi yang paling berharga namun juga yang paling diabaikan, harus selalu diperhitungkan saat menangani sebuah dilema. Siapapun yang menghargainya akan memperoleh yang terbaik dari kehidupan.
Di sadur dari buku Wisdom’s Way by Walton C. Lee
0 comment:
Post a Comment