Kota Malang merupakan kota yang sangat dinamis dalam hal beragama. Faktor utamanya tak pelak karena banyaknya kampus dan lembaga pendidikan lainnya. Sudah tiga tahun aku mengenyam pendidikan di Kota Malang, tepatnya di Universitas Negeri Malang (UM). Rasanya? Sangat nikmat, apalagi ketika mengkaji tentang agama islam. Agama yang insya allah menjadi agama pertamaku dan agama terakhirku.
Kemarin malam (9/11/2013) aku diundang oleh aktivis dakwah UM untuk mengikuti acara di Masjid Utsman Bin Affan yang beralamat di Jl. Sunan Kalijaga No. 8 Merjosari Malang. Acara itu ialah MABIT, Malam Bina Iman dan Takwa. Pesertanya ialah para aktivis dakwah se-Malang Raya. Sudah beberapa kali aku mengikuti acara seperti ini, namun acara kemarin agak beda. Penitianya lebih profesional dan pesertanya lebih banyak.
Acara dimulai pukul 21.00 WIB dengan tausiyah dari Ustad Fajar Nazri tentang keutamaan Ukhuwah (Persaudaraan) dalam Islam. Selain menjadi ustad, beliau juga menjadi dokter dan direktur Rumah Sakit Khusus Geriatri TEJA HUSADA di daerah Kepanjen Kab. Malang. Lugas, jelas, dan penuh makna serta diselingi dengan candaan yang positif merupakan ciri khas beliau dalam memberi tausiyah. Banyak peserta yang terhanyut dalam tausiyah beliau, salah satunya diriku.
Selepas ustad fajar menyampaikan materi, acarapun dilanjutkan dengan tilawah Al Qur’an. Tilawah Al Qur’an bahasa gampangnya ialah mambaca Al Qur’an. Satu peserta satu juz. Aku kemarin kebagian juz 22, yakni Surat Al-Ahzab 31 sampai Surat Ya Sin 21. Dengan semangat yang masih belum pudar dan ditambah dengan sunyinya masjid Utsman Bin Affan membuat kami sangat nikmat dalam membaca dan menikmati ayat-ayat suci Al Qur’an. Suara rangkaian huruf hijaiyah pun menggema di masjid yang berada di belakang Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu.
Jam menujukkan pukul 23.00, itu menandakan bahwa kami harus segera tidur untuk persiapan Qiyamul Lail (Shalat Tahajud). Sedang asyik bermimpi indah, aku dibangunkan oleh panitia pukul 2.30 pagi. Raga masih terasa sangat letih, matapun masih terasa sangat perih. Ditambah lagi pagi itu udara pagi Kota Malang sangat dingin, sehingga sangat nikmat untuk dibuat tidur kembali. Namun, karena dari rumah sudah berniat untuk bermanja-manja dengan Allah SWT maka akupun bangkit dan mengambil air wudhu. Dinginnya air wudhu berhasil mengusir rasa kantukku. Setelah berwudhu akupun bermanja-manja dengan Allah SWT hingga suara muadzin berkumandang yang menandakan bahwa shalat subuh telah datang.
Biasanya selepas shalat subuh kami langsung pulang. Namun acara kemarin tidak seperti itu. Ada satu acara lagi yang harus dilakukan sebelum pulang, yakni membaca Al Ma’tsurat karangan Hasan Al-Banna. Al Ma’tsurat berisi tentang beberapa ayat suci Al Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah semasa beliau masih hidup. Pembacaan Al Ma’tsurat dilakuknan dalam dua waktu, yakni pagi hari dan sore hari.
Sebagai orang Muslim, sudah sepantasnya kita mengkaji banyak hal tentang agama islam. Banyak kendaraan yang bisa kita gunakan untuk mengkaji hal-hal itu, salah satunya ialah mengikuti Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT). Jujur, acara kemarin sangat nikmat dan menyenangkan. Ndak percaya? Silahkan dibuktikan sendiri.
Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)
Kemarin malam (9/11/2013) aku diundang oleh aktivis dakwah UM untuk mengikuti acara di Masjid Utsman Bin Affan yang beralamat di Jl. Sunan Kalijaga No. 8 Merjosari Malang. Acara itu ialah MABIT, Malam Bina Iman dan Takwa. Pesertanya ialah para aktivis dakwah se-Malang Raya. Sudah beberapa kali aku mengikuti acara seperti ini, namun acara kemarin agak beda. Penitianya lebih profesional dan pesertanya lebih banyak.
Acara dimulai pukul 21.00 WIB dengan tausiyah dari Ustad Fajar Nazri tentang keutamaan Ukhuwah (Persaudaraan) dalam Islam. Selain menjadi ustad, beliau juga menjadi dokter dan direktur Rumah Sakit Khusus Geriatri TEJA HUSADA di daerah Kepanjen Kab. Malang. Lugas, jelas, dan penuh makna serta diselingi dengan candaan yang positif merupakan ciri khas beliau dalam memberi tausiyah. Banyak peserta yang terhanyut dalam tausiyah beliau, salah satunya diriku.
Selepas ustad fajar menyampaikan materi, acarapun dilanjutkan dengan tilawah Al Qur’an. Tilawah Al Qur’an bahasa gampangnya ialah mambaca Al Qur’an. Satu peserta satu juz. Aku kemarin kebagian juz 22, yakni Surat Al-Ahzab 31 sampai Surat Ya Sin 21. Dengan semangat yang masih belum pudar dan ditambah dengan sunyinya masjid Utsman Bin Affan membuat kami sangat nikmat dalam membaca dan menikmati ayat-ayat suci Al Qur’an. Suara rangkaian huruf hijaiyah pun menggema di masjid yang berada di belakang Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu.
Jam menujukkan pukul 23.00, itu menandakan bahwa kami harus segera tidur untuk persiapan Qiyamul Lail (Shalat Tahajud). Sedang asyik bermimpi indah, aku dibangunkan oleh panitia pukul 2.30 pagi. Raga masih terasa sangat letih, matapun masih terasa sangat perih. Ditambah lagi pagi itu udara pagi Kota Malang sangat dingin, sehingga sangat nikmat untuk dibuat tidur kembali. Namun, karena dari rumah sudah berniat untuk bermanja-manja dengan Allah SWT maka akupun bangkit dan mengambil air wudhu. Dinginnya air wudhu berhasil mengusir rasa kantukku. Setelah berwudhu akupun bermanja-manja dengan Allah SWT hingga suara muadzin berkumandang yang menandakan bahwa shalat subuh telah datang.
Biasanya selepas shalat subuh kami langsung pulang. Namun acara kemarin tidak seperti itu. Ada satu acara lagi yang harus dilakukan sebelum pulang, yakni membaca Al Ma’tsurat karangan Hasan Al-Banna. Al Ma’tsurat berisi tentang beberapa ayat suci Al Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah semasa beliau masih hidup. Pembacaan Al Ma’tsurat dilakuknan dalam dua waktu, yakni pagi hari dan sore hari.
Sebagai orang Muslim, sudah sepantasnya kita mengkaji banyak hal tentang agama islam. Banyak kendaraan yang bisa kita gunakan untuk mengkaji hal-hal itu, salah satunya ialah mengikuti Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT). Jujur, acara kemarin sangat nikmat dan menyenangkan. Ndak percaya? Silahkan dibuktikan sendiri.
Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)
0 comment:
Post a Comment