RSS
Facebook
Twitter

May 20, 2012

Menikah itu (kayaknya) Menyenangkan

Pagi ini bangun jam 4 pagi, setelah bangun alhamdulillah final Liga Champions Eropa masih berlangsung. saya melihat pertandingan itu ketika sudah di babak perpanjangan waktu . alangkah terkejutnya saya ketika Bayern Munchen mendapat hadiah pinalti dan untungnya sang eksekutor, yakni Arjen Robben gagal memasukkan bola ke gawang Petr Cech. Setelah perpanjangan waktu selesai hasil tetap 1-1 dan akhirnya terjadi adu pinalti. Adu pinalti itu dimenangkan oleh Chelsea dan dia berhak membawa pulang trofi Liga Champions Eropa ke tahah inggris. Begitulah ulasan sedikit tentang final Liga Champions Eropa yang dilangsungkan di Allianz arena. 

Tulisan kali ini tidak berfokus pada final Liga Champions, itu hanya selingan saja, tapi fokus dari tulisan ini ialah membahas mengenai “menikah dan sebuah kesenangan”. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam pandangan Islam, pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat. 

Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al-Khaliq. Ketika dua tangan diulurkan (antara wali nikah dengan mempelai pria), untuk mengucapkan kalimat baik itu, diatasnya ada tangan Allah SWT, "Yadullahi fawqa aydihim".

Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya "Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga seperti perjanjian Allah dengan Bani Israil dan juga Perjanjian Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat (Q.S Al-Ahzab : 7), Allah juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia sebagai "Mitsaqon gholizho”. 

Allah SWT menegur suami-suami yang melanggar perjanjian, berbuat dzalim dan merampas hak istrinya dengan firmannya : "Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat "Mitsaqon gholizho"." (Q.S An-Nisaa : 21). 

Sebaiknya sebelum menikah memeriksakan kesehatan untuk memastikan dengan benar, bahwa kita dalam keadaan benar-benar sehat. Apabila yang mengidap penyakit berbahaya meneruskan pernikahannya, dia akan mendapat dosa karena dengan sengaja menularkan penyakit kepada pasangannya. 

Tanggung jawab wali terhadap seorang wanita akan berpindah kepada seorang laki-laki yang menikahi wanita tersebut, antara lain: 
1. Tanggung jawab memberi nafkan yang secukupnya, baik lahir maupun batin 
2. Tanggung jawab menyediakan tempat tinggal yang selayaknya 
3. mendidik akhlak dan agama dengan baik 
4. mengayomi, melindungi kehormatan dan keselamatan istrinya 

Buat apa menikah? Nabi Muhammad SAW telah bersabda bahwa bila kamu telah merasa mampu maka menikahlah karena menikah itu lebih baik untuk mencegah perbuatan maksiat. Benarkah ungkapan itu? ya benar untuk kita yang menikah dengan tujuan ibadah bukan untuk menggratiskan pemuasan hawa nafsu (maaf). sebagian orang ada yang menikah siri hanya untuk memuaskan yang dibawah perut, Sudah punya istri dirumah yang cantik, setia, sholehah tapi sang suami tetap saja mencari wanita lain yang lebih sedap menurutnya. lalu apa tujuan menikah? 

1. Memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah 
2. Mencegah perbuatan maksiat (zina) 
3. Membentuk keluarga islam yang madani 
4. Menyatukan umat islam agar tidak bercerai berai 
5. Membina keluarga yang sejahtera dalam naungan islam 
6. Memperkuat Ekonomi dan kesejahteraan 

Dalam segi kesehatan, menikah mempunyai banyak menfaatnya. Dikutip dari AOLHealth, ada beberapa alasan kesehatan yang membuat seseorang harus menikah, yaitu: 

1. Menikah bisa mengurangi stress 
Studi dari University of California menemukan bahwa orang yang menikah akan lebih bahagia dan mampu mengurangi kadar stressnya dibandingkan dengan orang yang tak menikah. Peneliti mengambil sampel air liur partisipan untuk menguji tingkat kortisol (hormon stress), diketahui orang yang menikah memiliki kadar kortisol yang lebih rendah sehingga tingkat stressnya lebih kurang. 

2. Menikah bisa mengurangi kemungkinan terkena stroke 
Studi terbaru menunjukkan pernikahan bahagia bisa membantu mencegah stroke fatal pada laki-laki. Didapatkan laki-laki yang tidak menikah memiliki risiko 64% lebih tinggi terkena stroke fatal dibandingkan dengan laki-laki menikah. 

3. Menikah mengurangi risiko terkena demensia 
Orang setengah baya yang hidup sendiri dua kali lebih mungkin mengalami demensia dan penyakit Alzheimer dibandingkan dengan orang yang menikah. Sedangkan orang yang bercerai pada usia setengah baya akan membuatnya memiliki risiko 3 kali lipat. Hasil ini berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Miia Kivipelto dari Swedish Medical University Karolinska Institutet. 

4. Menikah dapat menurunkan tekanan darah 
Berdasarkan penelitian dari Brigham Young University diketahui laki-laki dan perempuan yang menikah akan memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan lajang. Hal ini karena pada umumnya orang-orang tersebut memiliki sistem yang lebih teratur dan tidak terlalu cuek lagi dengan kesehatan dirinya sendiri. 

5. Menikah menjauhkan seseorang dari depresi 
Pernikahan umumnya memberikan dukungan sosial dan juga emosional sehingga dapat mengurangi depresi serta kecemasan seseorang. Bahkan sebuah studi menunjukkan orang yang sudah memiliki depresi akan mendapatkan dorongan psikologis dari pernikahannya. Hasil studi ini dilaporkan dalam Journal of Health and Social Behavior. 

6. Menikah bisa menjauhkan seseorang dari tindakan berisiko 
Sebelum menikah umumnya seseorang tidak terlalu memperhatikan kondisi tubuhnya dan bertindak sesuka hati. Tapi studi menunjukkan pernikahan bisa membuat seseorang lebih sedikit terlibat dalam perilaku berisiko seperti mengonsumsi alkohol, sering pulang malam dan juga tidak merawat diri. Hal ini karena ada orang-orang yang harus ia perhatikan selain dirinya sendiri. Selain itu jika ia sudah memiliki anak umumnya akan lebih jauh berperilaku sehat. 

Nasehat untuk kita yang ingin menikah 
Menyatukan dua keluarga itu memang tidak mudah, namun jika kita bisa menyatukan dengan iman dan karena Allah Ta'ala segalanya akan menjadi lebih mudah. Tingkatkan kesabaran, pilihlah suami atau istri yang memiliki iman yang kuat dan sabar. Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, terutama untuk kita yang ingin menikah. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success. 
Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)

0 comment:

Post a Comment