Pagi ini, minggu 24 Juni 2012 bangun lebih pagi untuk berolahraga, olahraga merupakan salah satu kegemaran saya, jadi dalam satu minggu saya bisa berolahraga sebanyak 4-5 kali. Pagi ini rencananya melakukan dua olahraga, yakni bersepeda dan bermain sepatu roda. Bersepeda merupakan aktivitas yang menyenangkan ketika dilakukan di pagi hari karena kita bisa menghirup udara segar yang belum tercemar oleh berbagai polusi. Bersepeda pada pagi hari ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam dengan jarak tempuh sekitar 5 km.
setelah istirahat sebantar saya lanjutkan untuk bermain sepatu roda di halaman belakang rumah. Di indonesia sangat sulit bermain sepatu roda, apalagi di lingkungan pedesaan karena kualitas jalannya yang sangat jelek. Ketika ingin bermain di taman juga sulit, karena sebagian besar taman di indonesia menggunakan paving untuk permukaan alasnya.
Konsep bermain sepatu roda sebenarnya sama dengan proses anak bayi yang ingin berlari, jadi dimulai dari berdiri, merangkak, berjalan, berlari, dan terakhir berhenti. Bermain sepatu roda juga seperti itu, jadi dimulai dari berdiri untuk belajar keseimbangan, setelah itu berjalan, meluncur, dan akhirnya mengerem. Ketika kita berlari dan meluncur dengan sepatu roda itu berbeda dalam hal melangkah, kalau berlari itu membentuk huruf “U”, tapi ketika meluncur dengan menggunakan sepatu roda kaki kita membentuk huruf “V”.
Saya akan membagikan pengalaman ketika sedang bermain sepatu roda. Menurut pengalaman dan berbagai sumber dari internet seperti inilah cara bermain sepatu roda untuk pemula,
1. Cek kondisi sepatu roda terlebih dahulu
2. Pakai perlengkapan bermain sepatu roda seperti helm, pelindung lutut, dan pelindung siku
3. Gunakan sepatu roda yang rodanya tidak terlalu licin
4. Bermainlah di alas karpet/rumput
5. Jangan mengandalkan pegangan orang lain/benda
6. Latih kemampuan berdiri terlebih dahulu secara berulang-ulang sampai bisa
7. Berjalan dengan menyerupai huruf “V”
8. Berjalan dengan tempo lambat, setelah itu cepat
9. Berjalan dengan badan membungkuk
10. Ketika berdiri sudah bisa maka mulai pakai pola 5:1, yaitu berjalan 5 langkah dan meluncur 1 kali
11. Kalau berjalannya sudah lancar silahkan meluncur
Dulu sepatu roda terdiri atas dua roda di bagian belakang dan dua di bagian depan, sehingga kerap disebut quad skates. Sekarang yang menjadi trend in-line skates karena roda-rodanya tersusun dalam satu baris yang jumlah rodanya mulai dari dua sampai lima.
Menurut situs LiveStrong.com bermain in-line skates memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya:
1. Jantung manjadi sehat
Sebagai kegiatan aerobik bermain in-line skates meningkatkan aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh. In-line skates juga membantu mengurangi resiko terkena penyakit kardiovaskular, misalnya tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.
2. Membakar lebih banyak kalori
Latihan aerobik seperti in-line skates membakar lebih banyak kalori daripada latihan anaerobik seperti angkat besi. Orang dengan berat badan 70 kg dapat membakar 913 kalori per satu jam ketika bermain in-line skates. Bandingkan dengan 8 km dalam sati joging yang hanya membakar 584 kalori atau hanya 277 kalori untuk jalan sepanjang 5,5 km per jam.
3. Keseimbangan dan koordinasi tubuh
In-line skates membantu memperbaiki keseimbangan dan koordinasi tubuh, sehingga akan mencegah terjadinya jatuh dan cidera.
Tips dalam bermain sepatu roda:
1. Jika kita belum pernah bermain sepatu roda atau memiliki kondisi medis seperti osteoporosis, artritis, dan diabetes sebaiknya kita konsultasikan dulu kepada dokter.
2. Hindari bermain sepatu roda di jalan raya sampai kita benar-benar mahir. Untuk pemula cobalah bermain di taman atau depan rumah yang mempunyai permukaan tanah yang rata
3. Selalu cek kondisi sepatu roda sebelum dipakai, pastikan rodanya tidak ada yang aus
4. Selalu memakai peralatan keselamatan seperti helm, pelindung siku, dan pelindung lutut
Mengisi hari dengan kegiatan-kegiatan positif merupakan sesuatu yang menyenangkan. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Just do it, not more speaking, and always pray. I think this is key to success.
Penulis : Rudiasa (Mahasiswa FE UM)